Seorang pengacara terkenal yang telah menjadi pembela pada perkara prodeo selama bertahun-tahun, meninggal. Ia menemukan dirinya berdiri jauh dibelakang antrean pintu gerbang surga, antrian didepannya panjang karena telah ada orang-orang yang meninggal sebelumnya. Pengacara ini hampir tak bisa melihat St. Peter yang duduk di podium dengan buku besarnya.
Tak sengaja St. Peter melirik ke antrian tersebut dan bertatapan mata dengan pengacara ini, ia [St. Peter] sangat terkejut sampai melompat turut dari podium, berjalan melewati antrian panjang dan berjalan cepat hingga ia tiba disamping pengacara ini, ia memeluk pengacara tersebut dan menarik keluar dari antrean serta mengajak berjalan ke antrean terdepan. Pengacara ini terkejut, juga orang-orang yang dilewatinya mengangguk dan mulai bertepuk tangan, ia menjadi malu oleh perhatian ini, ia minta St. Peter menjelaskan mengapa ia mendapat perhatian khusus.
St. Peter berhenti tiba-tiba dan tampak prihatin | bukankah kau adalah seorang pengacara? | Ya, sahut pengacara, apakah perlakuan seperti ini terjadi pada semua pengacara ketika sampai di surga? | Oh tidak, jawab St. Peter, karena baru anda yang pertama kali sampai disini.
Tak sengaja St. Peter melirik ke antrian tersebut dan bertatapan mata dengan pengacara ini, ia [St. Peter] sangat terkejut sampai melompat turut dari podium, berjalan melewati antrian panjang dan berjalan cepat hingga ia tiba disamping pengacara ini, ia memeluk pengacara tersebut dan menarik keluar dari antrean serta mengajak berjalan ke antrean terdepan. Pengacara ini terkejut, juga orang-orang yang dilewatinya mengangguk dan mulai bertepuk tangan, ia menjadi malu oleh perhatian ini, ia minta St. Peter menjelaskan mengapa ia mendapat perhatian khusus.
St. Peter berhenti tiba-tiba dan tampak prihatin | bukankah kau adalah seorang pengacara? | Ya, sahut pengacara, apakah perlakuan seperti ini terjadi pada semua pengacara ketika sampai di surga? | Oh tidak, jawab St. Peter, karena baru anda yang pertama kali sampai disini.